Selasa, 19 April 2016

AKHI, AKU INGIN HALAL BAGIMU [Bagian 1]

Posted By: Nadia Nanath - 4/19/2016 10:10:00 PM
- Naskah Terbaik ke-10 Lomba Cerpen GMT Tema "CINTA" Februari 2016


Oleh : Ina Fatihatul Makiyyah

“Jika padamu tak kutemukan cinta, kepada siapa kubawakan bunga.”
Kalimat itu yang selalu terdengar dan terlintas difikiranku setelah membaca novel Asma Nadia kemarin malam, sangat membekas. Tak terasa bulir-bulir air mata pun jatuh begitu saja bak hantaman ombak yang menikam garis-garis pipi yang merah merona.
Aku tak pernah mengharapkan cinta ini, tapi Tuhan beri aku cinta dengan sejuta rasa. Semula aku hanya datang menyapa cinta, tapi aku malah asyik mengenal cinta dan tanpa kutahu cinta tak ingin lagi bicara. Dia pergi membiarkan rasa yang membungkam di dada. Menggetarkan, memilukan. Saat kuyakin cinta kan datang, kenyataanya cinta tak kunjung datang membawa balasan rasa yang tengah kuberikan. Ah cinta, yang kudengar katanya cinta itu indah, bisa memberi kekuatan, bisa memberi kebahagian. Tapi bagiku tidak! Aku berfikir akan cinta, ah cinta. Hanya sebuah kata yang terdiri dari 5 huruf, C-I-N-T-A. Tapi kenapa banyak sekali orang mendefinisikan cinta dengan berbagai makna, bagiku cinta hanya ada satu makna. Saat kubilang cinta adalah bahagia, mengapa masih ada hati yang terluka jika cinta itu bahagia. Saat kubilang cinta itu menguatkan, kenapa masih ada insan yang lemah dengan cinta. Entah dari kapan cinta ini datang, cintaku pada adam yang sudah lama dikagumi.
Sampai saat ini, rasa ini masih tetap sama. Rinduku yang selalu membuncah dalam dada, rindu yang terbalut bisikan mesra saat ingin kukatakan bahwa akumerindu, sayang yang terdalam walaupun akutak bisa mengekspresikan sayangku padamu.
# # #
Bumi sedang menuangkan ekspresinya di pagi hari, sinarnya mentari, kicauan burung-burung kenari, juga sepoi-sepoi angin yang sedari tadi berlomba masuk ke kulitku ini seakan menunjuk dan berbisik gemas memberitahu bahwa dirinya sedang bahagia.
Waktunya aku rehat dan berhenti dari aktivitas kuliah di minggu ini.
Terdengar geletak tawa riang anak-anak kecil yang tampak bahagia, bersenda gurau sambil menunggu dipanggilnya bagian tes mengaji Al-quran oleh Abi di madrasah depan rumahku dan terlihat  ibu yang sedang asyik memotong buncis di halaman rumah sambil tersenyum manis melihat tingkah laku anak-anak itu.
Hpku tiba-tiba berdering dan seketika itu juga pandanganku pada Abi dan Umi terhenti.
Aku langsung mengambil handphone yang kuletakan di sampingku. Ada satu pemberitahuan pesan facebook yang masuk dari temanku, Sofah.
Aku masih sibuk memegang handphone layar sentuh yang saat ini mulai menjadi kebutuhanku, sekaligus menjadi teman baikku yang selalu menemani kemanapun kupergi.
“Assalamu’alaikum Saida…kaifa haluk? Gimana kuliahnya? J

Spontan Aku langsung membalasnya dengan mengatakan kabar baik.
Lalu tanganku menekan layar bernama ‘beranda’ yang memuat kata-kata yang dikirim teman-temanku di facebook. Akuhanya memberikan tanggapan like saja tanpa membaca setiap kata yang tertulis di beranda.
Tapi pagi itu mataku melirik postingan dari seseorang yang menurutku namanya tak asing lagi, dia merangkai kata dengan indah hingga membuatku bertahan untuk terus membaca kata demi kata yang dia tulis.
 “Saat bibir ini berkata cinta, Akutak tahu jika cinta telah tiada. Saat Akusalah menanti, maka Akutak akan salah lagi untuk mengenal. Dia telah dibawa bersama hembusan nafas lain yang Allah pilihkan. Semoga cintakuini bukan sebuah nasib.”
Siapa lelaki ini? Terlihat dari foto profilnya, ada sebuah foto keluarga yang terdiri dari 3 lelaki dan 2 perempuan.
Hmm…Sepertinya Aku pernah melihat ibu ini!
Tanpa berfikir panjang, aku langsung melihat statusnya, tanggal lahirnya, foto-fotonya dan kiriman-kiriman miliknya, kubaca satu persatu dari tahun 2014,2013 dan sampai tahun 1990.
# # #
“Hey hey nanti kalian datang gak hari Minggu, ada acara Rohis. Wajib loh katanya!” Kata Siti
“Ustadznya sama kakak yang ganteng itu, bukan? Kalau sama dia sih, aku mau datang, ah!” celetuk Najiya.
“Haha…Aku juga belum tau, tapi mudah-mudahan iya sih hahahaha” Sofah berharap
“Eh niatnya ko pada gituh sih? Be carefull loh, gengs!” Timpal Siti meluruskan.
“Hehehe… habisnya dia idaman banget Sit, sholeh kuadrat, plus ganteng kuadrat.” Jawab Sofah dengan semangat
“Uhh…dasar kalian hahaha siapa sih dia?” Nadaku menyelidik.
“Denger-denger sih dia sekolah di Gontor. Sekarang lagi libur panjang, dia juga anak dari salah satu guru di sini juga katanya sih.” Jawab Najiya
Tiap hari, sahabatku selalu menceritakan topik seputar lelaki itu, lelaki yang katanya idaman, apalagi Sofah yang sangat antusias jika bercerita tentangnya.
Kami sudah lama bersahabat berempat, Najiya dengan kelicahan dan sejuta pesonanya yang selalu memaksa kami harus berlaga pura-pura terpana saat mendengar nyanyian lagu India yang keluar dari pita suaranya. Ada juga Siti yang aktif di organisasi osis dan rohis, dia yang selalu tersenyum tulus dan kalem. Dan ada juga Sofah teman sebangkuku dengan segala kecuekkan dalam dirinya yang terpenting hidupnya bahagia,aman dan sentosa.Tapi disisi lain mereka sangatlah baik, mereka sahabat sejati yang tak bisa kudapati lagi dimasa nanti.
# # #
Aku tengah mengenang masa lalu! Teringat begitu saja percakapan lama antara akudan sahabat-sahabatku. Cerita ini sudah lama. Lama sekali, semenjak aku mengenakan putih biru tepatnya saat tujuh tahun yang lalu.
Aku segera menyadarkan diri dari nostalgia tadi. Tak salah lagi.  Dia adalah lelaki yang selalu diceritakan sahabatku dulu, dia adalah lelaki yang banyak dikenal dan selalu diceritakan oleh penduduk bumi, dia juga bagaikan pangeran dambaan para wanita.
Lalu kuteruskan lagi membaca kiriman-kiriman facebooknya,          
“Rindu Ibu dan Ayah, jagalah mereka…”
“Aku disini untuk berjuang, mencoba menerka setiap guratan kasih Allah.”
“Assalamu’alaikum Ustadz, kapan pulang? Jangan berlama-lama dinegeri orang teman, banyak yang merindukanmu termasuk Ibu dan Ayahmu. Semoga kamu disana baik-baik saja yah. Cepat pulang ke Indonesia” Kiriman dari salah seorang teman lelaki ini yang bernama Asraf Al Zubair.
Aku terus membaca setiap postingan miliknya, pagi siang sore malam akuterus menyelidiki akunnya.
Kalau zaman sekarang sih…Stalking, bahasa gaulnya. Hehehe
Terkadang aku menunggu setiap kiriman berandanya, aku selalu bahagia saat dia sedang online. Dan aku selalu berharap bahwa dia akan peka, setidaknya, dia mengenal dan membaca namaku, Saidatun Nafisah.
Dari membaca itu, maka aku semakin penasaran, kukatakan bahwa aku ingin mengenalnya.
Saat cinta tak mengenal fisik, maka inilah cintaku yang sama sekali aku tidak pernah bertemu. Saat ku tahu bahwa jarak ini menjadi sekat, maka biarlah doa menjadi perekat walau aku tak pernah tahu jodohku dirimu. Tapi aku sudah jatuh cinta pada satu nama. Namamu dengan sejuta arif yang perkataanya selalu memuji Allah dan Rasul-Nya, Muhammad Attar!
# # #
Terlintas dibenakku, aku ingin memberi pesan salam padanya, ingin lebih dekat denganya, tapi aku malu.
Aku malah nekat ingin mengirim sebuah tulisan, “ Akhi Attar, aku ingin halal bagimu.” Tapi tidak, aku tidak yakin dengan kirimanku ini, apa bisa dengan cara itu aku bisa mengenalnya. Kuurungkan niatku untuk mengenalnya dan mendekatinya. Terus bagaimana? Bagaimana aku bisa mengenalnya? Caranya gimana? Aku masih berfikir mencari jalan. Waktu telah menunjukanku akan artinya sabar dan menunggu. Tapi jika aku tak berkata maka aku kalah. Jika aku tak mengungkap aku mengalah. Rasa ini sudah tak tertahan lagi, aku ingin dia tahu bahwa aku ingin mencintainya saja, cukup mencintainya. Aku ingin dia bisa menjadi imamku, penyempurna diriku karena aku tahu bahwa dia bisa menjadi imamku dan keluarga kecilku kelak.
Sukses, terkirim!
Akusudah mengirimkan kalimat itu, ya kalimat itu.
“Akhi Attar, aku ingin halal bagimu.” 
Karena aku tidak bisa menjadi Fatimah yang selalu menyembunyikan cintanya pada Ali, tidak. Aku tidak bisa. Walau beribu malu, tapi aku akan menerima konsekwensinya.
Masih terbayang akan seperti apa dia menjawab inboxku ini. Akuberkelana jauh menebak-nebak jawaban apa yang akan diberikan pada wanita yang telah lancang mengirim inbox seperti itu. Hufft..
[ BERSAMBUNG .....]

Oleh: Nadia Nanath - 4/19/2016 10:10:00 PM WIB

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2012-2017 All Rights Reserved

Theme by Templatezy | Modified by Dudi Dahmanto