Kamis, 05 Februari 2015

TENTANG BOCAH PALESTINA YANG BERCERITA PADAKU

Posted By: GMT - 2/05/2015 06:09:00 PM
Oleh: Nadia Rahmatul Ummah                         

Senja Jingga di sudut langit Palestina
Merona memberi warna pada awan yang berdebu
Menciptakan udara yang bau tanah bercampur amis darah
Bocah kecil dengan jemari menggenggam batu-batu

Sepasang matanya menceritakan kepadaku
Tentang mimpi-mimpi indahnya yang berubah menjadi batu-batu dan darah yang mengering
Serta bom-bom yang menggetarkan Al-Quds

Sepasang matanya juga menceritakan kepadaku
Tentang tangisan bayi-bayi merah yang ditinggal syahid ayahnya
Juga kaki-kaki kecil yang berlari menghindari cengkraman kasar para Zionis yang haus darah

Masih dari sepasang matanya  yang bercerita kepadaku
Tentang suara desing peluru dan bau mesiu
Serta deru buldozer yang menghancurkan rumah-rumah menjadi puing reruntuhan

Umar namanya, pemilik sepasang mata yang bercerita kepadaku
Bocah kecil cerminan cerdik Yahya Ayyash
Pewaris keberanian para pejuang HAMMAS
Yang mengantarkan pemuda-pemuda Palestina pada bom-bom syahidnya


Berlari...
Umar kecil berlari
Menerjang debu-debu yang beterbangan
Memekikan takbir dan meneriakan INTIFADHAH
Batu-batu terlempar dari jemari kecilnya
Menghadang para Israel pemilik senapan canggih

Bocah kecil bernama Umar
Sepasang matanya lagi-lagi menceritakan kepadaku
Tentang kebengisan tentara Israel para penyembah salib
Yang merampas ibu dan adik-adik kecilnya di jalur Gaza
Tentang bom-bom syahid yang mengantarkan ayahnya ke Syurga

Senja jingga beranjak pergi meninggalkan langit yang sebentar lagi gelap
Suara adzan mendayu-dayu mengajak Umar Kecil bersujud dan berdoa
Sedangkan para Zionis Yahudi masih berisik mencari mangsa dengan senapan laras panjangnya

“DHUAR...!”
Peluru panas menembus dada bocah kecil pemilik sepasang mata yang selalu bercerita kepadaku
Bocah kecil untuk Palestina
Umar ...
Umar kecil pewaris Yahya Ayyash roboh bersimbah darah
Tak akan kulihat lagi sepasang matanya yang bercerita
Namun akan ku rasakan keberanian Umar-Umar lainnya nanti.

Puisi ini pertama ditulis tahun 2013 dengan berbagai revisi pada 12 November 2014

Oleh: GMT - 2/05/2015 06:09:00 PM WIB

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2012-2017 All Rights Reserved

Theme by Templatezy | Modified by Dudi Dahmanto