Senja Jingga di sudut langit Palestina
Merona memberi warna pada awan yang berdebu
Menciptakan udara yang bau tanah bercampur amis darah
Bocah kecil dengan jemari menggenggam batu-batu
Sepasang matanya menceritakan kepadaku
Tentang mimpi-mimpi indahnya yang berubah menjadi
batu-batu dan darah yang mengering
Serta bom-bom yang menggetarkan Al-Quds
Sepasang matanya juga menceritakan kepadaku
Tentang tangisan bayi-bayi merah yang ditinggal syahid
ayahnya
Juga kaki-kaki kecil yang berlari menghindari cengkraman
kasar para Zionis yang haus darah
Masih dari sepasang matanya yang bercerita kepadaku
Tentang suara desing peluru dan bau mesiu
Serta deru buldozer yang menghancurkan rumah-rumah
menjadi puing reruntuhan
Umar namanya, pemilik sepasang mata yang bercerita
kepadaku
Bocah kecil cerminan cerdik Yahya Ayyash
Pewaris keberanian para pejuang HAMMAS
Yang mengantarkan pemuda-pemuda Palestina pada bom-bom
syahidnya
Berlari...
Umar kecil berlari
Menerjang debu-debu yang beterbangan
Memekikan takbir dan meneriakan INTIFADHAH
Batu-batu terlempar dari jemari kecilnya
Menghadang para Israel pemilik senapan canggih
Bocah kecil bernama Umar
Sepasang matanya lagi-lagi menceritakan kepadaku
Tentang kebengisan tentara Israel para penyembah salib
Tentang bom-bom syahid yang mengantarkan ayahnya ke
Syurga
Senja jingga beranjak pergi meninggalkan langit yang
sebentar lagi gelap
Suara adzan mendayu-dayu mengajak Umar Kecil bersujud dan
berdoa
Sedangkan para Zionis Yahudi masih berisik mencari mangsa
dengan senapan laras panjangnya
“DHUAR...!”
Peluru panas menembus dada bocah kecil pemilik sepasang
mata yang selalu bercerita kepadaku
Bocah kecil untuk Palestina
Umar ...
Umar kecil pewaris Yahya Ayyash roboh bersimbah darah
Tak akan kulihat lagi sepasang matanya yang bercerita
Namun akan ku rasakan keberanian Umar-Umar lainnya nanti.
Puisi ini pertama ditulis tahun 2013 dengan berbagai
revisi pada 12 November 2014
SOSIALKAN >>