“Karena Izzah-nya adalah sesuatu yang sangat mahal dan ‘iffah-nya adalah sesuatu yang sangat berharga”.
Izzah adalah sebuah harga diri yang mulia
dan ‘iffah tentang bagaimana menahan diri dari perkara-perkara yang Alloh Ta’ala
haramkan.
Kita lihat kala itu indonesia bisa mendikte seorang pemimpin Uni
Soviet Nikita Khrushchev untuk menemukan makam Bukhari sebagai syarat akan
datangnya indonesia dalam undangan yang telah dilayangkan. Dilema sekali karena
posisi yang begitu menegangkan, terjadi gesekan pengaruh blok barat, AS dan
sekutunya dengan blok timur, Uni Soviet. Indonesia datang dan membuktikan bahwa
lawatannya hanya untuk berziarah bukan untuk lawatan politik yang digadang
gadang menjadi tujuan utama uni soviet, bahwa indonesia bersamanya. Begitulah
Izzah seorang pemimpin Muslim sejati. Sampai sekarang orang orang rusia
tepatnya uzbekistan sangat menghormati orang orang indonesia yang datang ke
negaranya.
Pernahkah mendengar perjalanan “kontrak mati” Indonesia? Bagaimana
Izzah seorang muslim muncul? dan ‘Iffah dari segala kemungkinan terburuk yang
akan terjadi? Iya.. kala itu bergejolak perang di kawasan
Bosnia antara Bosnia-Herzegovina. Muslim yang menjadi minoritas menjadi bulan
bulanan dan keadaan sangat mencekam dengan jumlah korban yang begitu banyak.
Kala itu Indonesia berdiri sebagai pimpinan negara non blok mencoba memberikan suntikan moril dan
semangat sekaligus solusi dari permasalahan yang sedang terjadi. Dan pada
akhirnya disepakati untuk membangun sebuah masjid megah dan sampai sekarang
masih bisa kita kunjungi bersama
Dua contoh tindakan nyata dari pemimpin bangsa kita terdahulu, soekarno
dan soeharto tentang bagaimana keberpihakan terhadap islam ini menjadi tolak
ukur kesuksesan dalam melangkah.
Tentang bagaimana totalitas dalam bersikap yang menghadirkan solusi
full, tidak setengah setengah dalam mengambil tindakan.Begitulah izzah islam
mengajarkan dan terpancar terang dari relung hati yang paling dalam untuk
keadilan manusia di dunia.
Masih bisakah kita pertahankan hal ini? Dikala terjadi fitnah
dahsyat dan ummat tersungkur? Dikala realitas bebicara lain, adakah kita
memiliki keinginan diera milineal ini untuk menunjukan sikap santun dalam
berselancar di media sosial?
Kita
bisa pertahankan harga diri islam ini dengan tidak menshare sesuatu yang belum
jelas validitasnya dan membuktikan tentang posisi keberpihakan kita terhadap
islam. Sebuah syair mengingatkan :
Iman adalah mata yang terbuka mendahului datangnya cahaya tapi jika terlalu silau, pejamkan saja lalu rasakan hangatnya keajaiban
yakinlah dan pejamkan sejenak bahwa memang indonesia
sedang meretas jalan perbaikan dikemudian hari dengan tidak terjerumus ke hal
hal yang kontra produktif.
Mari jadikan ramadhan ini sebagai landasan izzah dan
‘iffah kita sebagai muslim menjadi lebih baik
dari brbagai segi kehidupan.
Kelar secara finansial, siap membantu dan terbebas dari
beban internal kehidupan. Ingat sebuah pepatah ketika diri ini beranjak dewasa
“kita harus ada dimana mana, tapi jangan ada dimana mana, sekuat tenaga untuk
berikan warna dan ketika nanti telah menemukan kebersamaaan maka peganglah dan
siapkan totalitas sebagai wasilah maksimal dan efektif dalam berdakwah”
Emh.. kami berharap yaa Alloh.. izzah dan ‘iffah muncul didalam dada
muslim dan muslimah.
@SyakhdanArief
Alo Didi
Alo Didi
SOSIALKAN >>