Rabu, 31 Mei 2017

IZZAH Barang Mulia diera milineal

Posted By: GMT - 5/31/2017 09:55:00 AM

 
“Karena Izzah-nya adalah sesuatu yang sangat mahal dan ‘iffah-nya adalah sesuatu yang sangat berharga”.
Izzah adalah sebuah harga diri yang mulia dan ‘iffah tentang bagaimana menahan diri dari perkara-perkara yang Alloh Ta’ala haramkan.
Kita lihat kala itu indonesia bisa mendikte seorang pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev untuk menemukan makam Bukhari sebagai syarat akan datangnya indonesia dalam undangan yang telah dilayangkan. Dilema sekali karena posisi yang begitu menegangkan, terjadi gesekan pengaruh blok barat, AS dan sekutunya dengan blok timur, Uni Soviet. Indonesia datang dan membuktikan bahwa lawatannya hanya untuk berziarah bukan untuk lawatan politik yang digadang gadang menjadi tujuan utama uni soviet, bahwa indonesia bersamanya. Begitulah Izzah seorang pemimpin Muslim sejati. Sampai sekarang orang orang rusia tepatnya uzbekistan sangat menghormati orang orang indonesia yang datang ke negaranya.
Pernahkah mendengar perjalanan “kontrak mati” Indonesia? Bagaimana Izzah seorang muslim muncul? dan ‘Iffah dari segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi? Iya.. kala itu bergejolak perang di kawasan Bosnia antara Bosnia-Herzegovina. Muslim yang menjadi minoritas menjadi bulan bulanan dan keadaan sangat mencekam dengan jumlah korban yang begitu banyak. Kala itu Indonesia berdiri sebagai pimpinan negara non blok  mencoba memberikan suntikan moril dan semangat sekaligus solusi dari permasalahan yang sedang terjadi. Dan pada akhirnya disepakati untuk membangun sebuah masjid megah dan sampai sekarang masih bisa kita kunjungi bersama
Dua contoh tindakan nyata dari pemimpin bangsa kita terdahulu, soekarno dan soeharto tentang bagaimana keberpihakan terhadap islam ini menjadi tolak ukur kesuksesan dalam melangkah.
Tentang bagaimana totalitas dalam bersikap yang menghadirkan solusi full, tidak setengah setengah dalam mengambil tindakan.Begitulah izzah islam mengajarkan dan terpancar terang dari relung hati yang paling dalam untuk keadilan manusia di dunia.
Masih bisakah kita pertahankan hal ini? Dikala terjadi fitnah dahsyat dan ummat tersungkur? Dikala realitas bebicara lain, adakah kita memiliki keinginan diera milineal ini untuk menunjukan sikap santun dalam berselancar di media sosial?
Kita bisa pertahankan harga diri islam ini dengan tidak menshare sesuatu yang belum jelas validitasnya dan membuktikan tentang posisi keberpihakan kita terhadap islam. Sebuah syair mengingatkan :
Iman adalah mata yang terbuka mendahului datangnya cahaya tapi jika terlalu silau, pejamkan saja lalu rasakan hangatnya keajaiban
yakinlah dan pejamkan sejenak bahwa memang indonesia sedang meretas jalan perbaikan dikemudian hari dengan tidak terjerumus ke hal hal yang kontra produktif.
Mari jadikan ramadhan ini sebagai landasan izzah dan ‘iffah kita sebagai muslim menjadi lebih baik  dari brbagai segi kehidupan.

Kelar secara finansial, siap membantu dan terbebas dari beban internal kehidupan. Ingat sebuah pepatah ketika diri ini beranjak dewasa “kita harus ada dimana mana, tapi jangan ada dimana mana, sekuat tenaga untuk berikan warna dan ketika nanti telah menemukan kebersamaaan maka peganglah dan siapkan totalitas sebagai wasilah maksimal dan efektif dalam berdakwah”
Emh.. kami berharap yaa Alloh.. izzah dan ‘iffah muncul didalam dada muslim dan muslimah.


@SyakhdanArief
Alo Didi

Oleh: GMT - 5/31/2017 09:55:00 AM WIB

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2012-2017 All Rights Reserved

Theme by Templatezy | Modified by Dudi Dahmanto