Rabu, 07 Juni 2017

Cinta diatas Cinta

Posted By: GMT - 6/07/2017 05:13:00 PM


“Aku takut pada neraka” petikan pernyataan umar bin abdul aziz yang pernah memerintah dalam waktu 2 tahun 5
bulan, memulai perubahan besar itu dari dalam dirinya
sendiri, keluarga kecil dari anak anak dan istrinya, keluarga kerajaan, hingga seluruh rakyatnya.
Pernyataan dengan didasari niat lurus dan tuntas itu membuahkan hasil yang menggelar keadilan, kemakmuran dan kejayaan serta nuansa kehidupan zaman
Khulafa' Rasyidin. Contoh terbaik dalam implementasi revolusi mental didunia yang sudah tua ini.
Ternyata ada kisah yang menjadi inspirasi bahkan lebih daripada itu tentang kehidupan sang khalifah ini yang beralamatkan cinta. Ada banyak kisah rumit dijalan para pejuang, pendakwah dan sekaliber khalifah juga. Perlu diketahui sebelum meningkatnya spritual umar bin abdul aziz dan menjadi khalifah adalah keadaan lingkungan yang ada sangat berpengaruh, lingkungan istana bani umayyah dengan gaya hidupnya, adalah trendsetter bagi orang orang yang hidup kala itu. Yaa... walaupun beliau seorang ulama, mujtahid dan pembesar namun masih saja ada celah ketika itu  shalat
jamaah untuk ditunda karena ia masih sedang menyisir
rambutnya. Banyak yang tenggelam dan  menyukai terhadap keadaan yang menuntut sedemikian nyamannya hidup di dunia, terselip dalam hatinya perasaan suka yang terpendam terhadap salah seorang gadis.
Yaa.. singkat cerita selepas itu dengan kesuksesan revolusi mental yang terukur dan akhirnya dirasakan oleh banyak orang, maka yang terlihat adalah keadaan fisik menurun dari diri sang khalifah. Selain karena faktor penambahan usia namun ada juga dari gaya kepemimpinan beliau yang selalu mendahulukan kepentingan ummat diatas segalanya, sampai sampai dikisahkan kehidupan beliau beserta keluargasangat sederhana sekali.
Dalam keadaan seperti ini muncul sosok seorang  istri solehah menawarkanpada dirinya seorang gadis untuk dinikahi. Seorang istri yang memahami keadaan suaminya. Ternyata siapa gadis itu? Gadis yang sudah lama dkenalnya dan beliau pernah memendam rasa suka yang mendalam.
Itu saat tak terlupakan dalam hidup seorang khalifah,sekaligus saat
paling mengharu biru. Adalah cerita antara Kenangan romantika sebelum
revolusi mental didengungkan dan percikan api
cinta yang dulu pernah membakar segenap jiwanya.
begitulah keadaan mengajarinya dan sekarang cinta ini hadir di jalan pertaubatannya, ketika cita-cita perubahannya belum selesai dijalankan. Cinta dan cita
bertemu dan berkecamuk pelataran hati Sang
Khalifah.
Seketika beliau berpikir... ada yang salah ketika saya menikahinya? Sama sekali tidak! Tapi hati dan rasionya berkata jangan sampai terjadi. Jangan sampai revolusi mental yang ditata ambruk kembali, jangan sampai saya tak lulus dan kembali ke dunia perasaan. Sang Muharrik dakwah Anis matta yang jadi idola saya menjelaskan dalam hal ini Cinta yang terbelah dan tersublimasi di antara kesadaran psiko-spiritual, berujung dengan keagungan. Beliau (umar) memenangkan cinta yang lain, karena memang
ada cinta di atas cinta! Akhirnya, ia menikahkan gadis itu
dengan pemuda lain.
Sebelum berbalik gadis dambaannya bertanya.. kemana cinta yang dulu pernah kau pendam? Dengan terharu biru beliau menjawab: masih ada bahkan semakin dalam. Tidak ada cinta mati setelah pertemuan itu yang ada kehidupan menjadi lebih baik.
Wahai pemuda dan pemudi penerus negeri.. mari kita pahami proses ini dan selalu kita nikmati setiap detik kehidupan, janganlah kita menjerumuskan waktu pada ruang dan percikan cinta yang tak terkontrol dalam kehidupan yag fana ini.

@Asyahdan88
Alo Didi

Oleh: GMT - 6/07/2017 05:13:00 PM WIB

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2012-2017 All Rights Reserved

Theme by Templatezy | Modified by Dudi Dahmanto