(Special For Amag Bibi GMT)
oleh Aldi Sy
Dalam pembukaan dari banyak kitab klasik ulama maka akan kita jumpai sebuah uraian dengan pembahasan niat. Menarik kita cermati ucapan Al imam Ahmad bin Hambal rahimahullah di dalam kitab Al adab syar'iyah dibawah ini..
قال الإمام أحمد بن حنبل - رحمه الله - :
*انو الخير ، فإنك لا تزال بخير ما نويت الخير*
*Berniatlah dg baik, maka sesungguhnya bagimu tidak akan pernah hilang kebaikan ketika diniatkan dengan baik*
Dilanjutkan komentar dari Al alamah Ibnu muflih rahimahullah.
قال ﺍلعلامة ابن مفلح - رحمه الله - :
*هذه وصية عظيمة سهلة فاعلها ثوابه دائم مستمر .*
*Ini wasiat yang besar, mudah bagi yang mengerjakannya, pahalanya tetap dan terus mengalir*
📜 الآداب الشرعية ١٣٣/١ .
Iya.. mau dilapadzkan dengan ucapan atau cukup dengan hati saja?
Ini ikhtilaf diantara ulama, terkhusus pada pembahasan ketika akan melaksanakan sholat. (Ada bahasan khusus) ^_^ CMIIW...
Namun datang sebuah pertanyaan menggelitik pikiran..
akan lebih tepat mana antara orang yang membidik sasaran dengan perlahan atau orang yang membredel tembakan terhadap sasaran?
Sungguh elok ketika arah jejak dan niat kita benar-benar lurus hanya utk Alloh semata..
Amang Bibi..
Kita mau berbisnis dengan Alloh Ta'aala, mau bertransaksi yang takkan pernah ada ruginya dengan Sang Pencipta Alam Raya, dimana bunga-bunga dalam pahala itu jadi baik dan halal, bahkan jadi full service dalam berlomba-lomba menggapai ridho-Nya.
Aman Bibi yang ane cintai dan banggakan..
Yang Alloh Ta'aala tawarkan dalam al-Qur`an adalah kerangka kesepakatan bisnis, berupa pinjam-meminjam dengan bunga pinjaman yang berlipat ganda serta jual-beli dengan nilai tukar yang sangat tidak sebanding; ibarat meminjam seekor nyamuk lalu mengembalikan dalam bentuk seekor kuda atau membeli seekor lalat dengan bayaran seekor unta.
Begitulah yang terjadi..
Maha besar dan kaya Alloh Ta'aala atas segala mahluk Nya di alam jagat raya ini..
Mari kita perhatikan ayat ayat Al-Quran di bawah ini dan renungi setiap lafadz ayatnya..
وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah, kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS Al-Baqarah [2]: 281)
إِن تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ
“Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.“ (QS: At-Taghabun [64]:17).
إِنَّ اللّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْداً عَلَيْهِ حَقّاً فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللّهِ فَاسْتَبْشِرُواْ بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.” (QS At-Taubah [9]: 111)
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرّاً وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS Faathir [35]: 29)
Sebagai penutup..
nasehat dari seorang imam, Mujtahid dan rujukan ummat dalam kerangka kita menikmati target disetiap prosesnya...
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Sesungguhnya amal yang sedikit tapi terus-menerus itu lebih baik daripada amal yang banyak dan terputus dikarenakan dengan terus-menerusnya amal yang sedikit itu akan lebih melanggengkan ketaatan, melestarikan dzikir dan muroqobah, menjaga niat dan keikhlasan dan memelihara konsentrasi pengabdian kepada al-Khaliq subhanahu wa ta’ala. Dengan alasan-alasan itulah amal yang sedikit tapi kontinyu akan membuahkan pahala yang jauh lebih berlipat ganda daripada amalan yang besar tapi terputus". (lihat Tajrid al-Ittiba’ fi Bayani Asbab Tafadhul al-A’mal, hal. 88)
Yuk, maksimalkan setiap potensi yang ada..
PERLAHAN LAHAN namun pasti,
Maksimalis bukan perfeksionis, dan sebuah ungkapan dan nasehat yang terbaik adalah yang dibaca, diresapi serta dijalankan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Tasikmalaya, 2 September 2017
Berangkat Pelantikan dan Musyker GMT
***
Gambar dari sumber
SOSIALKAN >>